Products and Solutions

14 Feb, 2023

CapEx vs. OpEx: Peluang Baru untuk Transfer Data dan Penyimpanan Tepi Jaringan

Products and Solutions

Dunia penyimpanan mengalami perubahan secara mendasar. Organisasi mengevaluasi pendekatan baru guna mengatasi laju perubahan tersebut. Pendekatan baru ini muncul untuk mengoptimalkan transfer data dan penyimpanan tepi jaringan agar mendapatkan performa, ketahanan, dan keunggulan harga yang lebih tinggi. Apa pun permasalahannya, baik transfer data berukuran petabyte maupun perangkat penyimpanan kecil yang digunakan di tepi jaringan, hadirnya peluang baru akan memberi organisasi cara baru untuk mengontrol pengeluaran mereka.

Persiapan untuk Masa Depan

  • Kumpulan data berkembang setiap harinya. Menurut laporan IDC, pada tahun 2021, 59 ZB data diambil, disalin, dipindahkan, dan disimpan. Dalam dua tahun ke depan, data perusahaan diperkirakan meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan 42,2%.

Selain itu, lokalitas data sedang mengalami peralihan. Di masa lampau, organisasi menyimpan sebagian besar data di pusat data lokal atau cloud tunggal. Sekarang, organisasi memiliki kumpulan data di berbagai platform penyimpanan di lokasi yang berbeda, di lebih dari satu cloud, dan di tepi jaringan. Menurut perkiraan IDC, pada tahun 2025, akan muncul kapasitas terpasang sebesar 12,6 ZB dalam bentuk HDD, flash, pita, dan optik yang akan dikelola oleh perusahaan. Penyedia layanan cloud akan mengelola 51% dari kapasitas ini, yang berarti sekitar 49% kapasitas tersebut akan dikelola oleh perusahaan di tepi dan inti jaringan.

Perpindahan data juga mengalami peningkatan. Saat ini, organisasi rata-rata mentransfer sekitar 36% data mereka secara berkala dari tepi ke inti jaringan, dengan volume yang berlipat ganda dalam dua tahun. Menurut perkiraan Gartner, pada tahun 2025, 75% data yang dihasilkan perusahaan akan dibuat di tepi jaringan, dan sebagian besarnya akan dipindahkan dari inti ke cloud.

Akhirnya, pengelolaan dan pemanfaatan semua data ini dengan cara yang hemat biaya akan menjadi prioritas utama. Organisasi telah melihat anggaran penyimpanan mereka yang melebihi perkiraan, dan pembengkakan biaya cloud menjadi hal biasa yang baru. Pada tahun 2020, 42,6% dari organisasi menutup tahun dengan pembengkakan anggaran cloud. Organisasi berupaya mengatasinya dengan beralih ke penawaran as-a-service (sebagai layanan) yang memberikan kontrol lebih rinci atas biaya mereka.

Data merupakan aset penting dan perlu digunakan secara efisien, tidak hanya oleh layanan, tetapi juga oleh organisasi yang sedang mencari efektivitas operasional berbasis data, penghitungan ROI, dan peluang untuk mendapatkan investasi tambahan. Selain itu, kebutuhan akan solusi baru yang mendukung persyaratan ini sangat terlihat yang menjadi alasan pentingnya penyimpanan tepi jaringan dan transfer data. Teknologi baru menjadi hal yang penting dengan adanya kebutuhan transfer data dari titik akhir ke tepi jaringan, hingga ke inti serta cloud, dan mungkin akan kembali lagi. Pertumbuhan data yang belum pernah terjadi dan tidak dapat diprediksi serta perubahan lokalitas dan perpindahan data yang dipercepat, ditambah meningkatnya tekanan atas pengelolaan dan pemanfaatan data dengan biaya terkontrol, artinya, pendekatan lama untuk penyimpanan tidak dapat menyesuaikan kebutuhan penggunaan data secara efisien, sehingga memerlukan cara baru.

Perlunya Kepemimpinan Manajemen Data Holistik

Organisasi terkemuka menyadari bahwa nilai data adalah aset. Mereka juga menyadari dampak bahwa manajemen data yang tidak efisien dapat menimbulkan pemblokiran atau pembatasan nilai aset tersebut. Sejumlah organisasi mencoba mengatasi ketidakefisienan ini dengan mencari penyimpanan secara menyeluruh, menjelajahi batasan, peluang, dan pilihan pada semua jenis penyimpanan daripada memiliki satu tim yang berfokus pada penyimpanan utama, tim lain di penyimpanan tepi jaringan, dan seterusnya. Pendekatan ini sering disebut sebagai StorageOps, yang memberikan pemahaman secara lebih baik bagi organisasi tentang keunggulan dan batasan, serta peluang dan kelemahan.

Sementara yang lainnya menerapkan pendekatan komprehensif dan lengkap untuk meningkatkan kecepatan dan ketangkasan pipeline data yang sering disebut sebagai DataOps. DataOps meningkatkan aksesibilitas, ketersediaan, dan integrasi data, sekaligus membatasi pembengkakan biaya. Berawal dari metodologi ketangkasan, tujuannya adalah untuk menjaga setiap aspek data, mulai dari pengambilan, perlindungan, perpindahan, hingga pemanfaatan seoptimal dan seefektif mungkin.

Apa pun pendekatannya, setiap organisasi perlu untuk mengelola biaya penyimpanan, pengelolaan, transfer, dan pemanfaatan data. Itulah alasan pentingnya memahami pendekatan CapEx vs OpEx.

Menjelajahi CapEx vs. OpEx

Seperti yang telah diketahui, sejumlah organisasi berupaya mengelola anggaran penyimpanan mereka agar lebih efisien dengan beralih dari model CapEx ke model OpEx untuk akusisi penyimpanan. Secara sederhana, bila dihadapkan dengan kebutuhan penyimpanan, organisasi memiliki dua pilihan:

  • Membelinya di muka sebagai CapEx (pengeluaran modal).

Pendekatan ini seringkali membuat organisasi terjebak dalam masalah biaya di muka yang substansial, penurunan nilai selama tiga hingga lima tahun, biaya manajemen, tanggung jawab perbaikan dan perawatan, perlunya ekspansi hard disk jika data bertumbuh seiring waktu, dan permasalahan modal yang terkunci jika platform tidak memberikan kumpulan fitur, skala, atau performa yang dibutuhkan seiring waktu. Hal ini seringkali menggerus dana yang tersedia, sehingga organisasi terkadang harus mengeluarkan biaya pemeliharaan dan peningkatan yang tidak terduga, dan mengakibatan penguncian teknologi.

  • Mereka mungkin menyewanya sebagai OpEx (pengeluaran modal operasional berkelanjutan).

Pendekatan ini mengakibatkan pengelolaan tagihan berkelanjutan dari penyedia layanan (cloud publik) atau penyedia (berbagai cloud publik) oleh organisasi. Tagihan ini biasanya terkait dengan kapasitas atau jumlah objek yang dikelola. Penyedia layanan bertanggung jawab atas perbaikan dan pemeliharaan. Penambahan kapasitas lancar dan hanya menimbulkan peningkatan tagihan bulanan. Di negara tertentu, penerapan OpEx memberikan keuntungan pajak. Terakhir, secara teori, bila layanan tidak berfungsi dengan baik bagi Anda, maka layanan tersebut dapat dimigrasikan dengan mudah ke layanan lain tanpa perlu khawatir akan modal yang terkunci atau perlunya menonaktifkan sistem penyimpanan lokal.

Organisasi semakin menganggap penyimpanan sebagai pengeluaran modal operasional. Mengandalkan penyedia cloud atau penyedia layanan untuk menyediakan platform penyimpanan sebagai layanan lengkap dapat memudahkan akses dan memberi cara bagi tim StorageOps atau DataOps untuk menambahkan layanan baru tanpa biaya di muka yang substansial. Kami melihat semakin meningkatnya perpindahan dari CapEx ke OpEx untuk semua jenis penyimpanan, termasuk transfer data berkapasitas besar dan penyimpanan tepi jaringan. Model OpEx untuk penyimpanan sangat masuk akal, kecuali jika biaya mulai menjadi tidak dapat diprediksi dan terjadi pembengkakan pengeluaran.

Penetapan Harga 1.0: Penyimpanan OpEx Biasa

Nyatanya, penyimpanan sebagai layanan seringkali dipersulit dengan model pembiayaan yang memicu kekeliruan dan tidak jelas, terutama berlaku untuk penyimpanan tepi jaringan dan kemampuan migrasi data yang disediakan oleh vendor cloud terkemuka.

Dengan memperhatikan halaman harga penyedia cloud terkemuka, inilah yang akan Anda temukan untuk satu wilayah pusat data pada cloud tunggal:

  • Lebih dari belasan rentang harga untuk tingkat penyimpanan yang berbeda, tergantung pada ukuran kumpulan data atau jumlah objek.
  • Jangka waktu pemulihan yang sangat beragam, mulai dari milidetik hingga setengah hari.
  • Bagan harga berisi lebih dari delapan puluh lima sel untuk biaya permintaan dan pengambilan data.
  • Hampir enam puluh biaya transfer data yang berbeda.
  • Lusinan biaya manajemen dan analitik.

Artinya, model harga tersebut hampir mustahil untuk dipahami dan sangat sulit dikelola. Karena pertumbuhan kumpulan data dan kebutuhan yang selalu berubah, biaya menjadi semakin sulit diprediksi, lepas kendali, serta menimbulkan pembengkakan anggaran dan kekecewaan eksekutif.

Untuk portofolio penyimpanan tepi jaringan dari penyedia cloud yang sama ini, terdiri atas berbagai perangkat yang digunakan untuk pengumpulan di tepi jaringan, transfer data otomatis, dan pengiriman data fisik, model penetapan harga memiliki kerumitan yang sama. Mereka menawarkan:

  1. Model yang memungkinkan perpindahan data KE cloud secara gratis, namun PENGAMBILAN data ke tepi jaringan atau cloud lainnya akan memerlukan biaya tambahan.
  2. Menjaga sinkronisasi data dari tepi jaringan ke cloud (disebut juga sebagai replikasi) akan memerlukan biaya tambahan.
  3. Memindahkan data dari satu wilayah cloud ke wilayah lainnya akan memerlukan biaya tambahan.
  4. Menjaga perangkat tepi jaringan selama beberapa hari akan memerlukan biaya tambahan.

Lebih buruk lagi, portofolio penyimpanan tepi jaringan mereka merupakan ekosistem terkunci, yang hanya berfungsi dengan cloud mereka. Hasilnya adalah penguncian bergaya CapEx dan cukup dibayar setiap bulan, bukan sebagai pembelian di muka.

Di dunia hibrid dan multicloud dengan infrastruktur tepi jaringan, data tersebar di belasan, ratusan, bahkan ribuan lokasi. Kerumitan biaya dan ekosistem yang terjaga secara ketat ini akan melemahkan segala upaya yang dilakukan oleh tim penyimpanan atau data Anda. Anda akan melihat begitu mudahnya terjadi pembengkakan biaya dan masalah anggaran dengan model OpEx yang sangat rumit dan tidak dapat diprediksi.

Penetapan Harga 2.0 (dan Seagate): Model OpEx yang Lebih Baik

Tim StorageOps dan DataOps mendambakan kemudahan. Seperti yang telah kami tunjukkan, terdapat kebutuhan penyimpanan tepi jaringan dan kapabilitas transfer data yang berkembang dengan cepat, tetapi model penetapan harga dan batasan ekosistem akan membatasi penerapan.

Terdapat peluang bagi vendor untuk menciptakan model penetapan harga, untuk kepentingan makalah ini, kami menyebutnya OpEx 2.0. Ini adalah model yang mengenali kebutuhan organisasi akan kemudahan, kejelasan, dan keterbukaan. Model ini tidak hanya memiliki semua keunggulan OpEx (pay-as-you-go, tanpa biaya di muka, tanpa biaya perawatan, dan modal yang terkunci), namun juga menawarkan harga yang efisien serta ekosistem terbuka. Organisasi dapat membayar sesuai kebutuhan mereka dan saat dibutuhkan, dengan model yang sederhana dan transparan.

Beberapa vendor telah berupaya untuk menerapkan model penetapan harga OpEx 2.0 untuk penyimpanan tepi jaringan mereka serta layanan transfer data untuk perusahaan. Idenya adalah dengan menawarkan solusi penyimpanan tepi jaringan multicloud yang agnostik bagi vendor dengan harga yang jelas dan tanpa penguncian. Solusi tersebut memungkinkan bisnis mengumpulkan, menyimpan, memindahkan, dan mengaktifkan data tanpa pembatasan ekosistem tertutup atau pembengkakan biaya. Solusi ideal yang menawarkan layanan berlangganan yang dikelola secara mandiri, memungkinkan organisasi menambah atau mengurangi persyaratan penyimpanan mereka secara cepat, tanpa kerugian atau kerumitan. Baik kebutuhan transfer data dan penyimpanan tepi jaringan bulanan maupun tahunan, vendor yang tepat dapat menyediakan berbagai perangkat dengan fitur yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan.

Layanan yang tepat akan mencakup, dengan satu harga rendah:

  • Biaya entri rendah
  • Kemampuan peningkatan dan penurunan sesuai kebutuhan
  • Penyediaan dan penggunaan perangkat
  • Manajemen multipengguna
  • Peningkatan perangkat keras berkelanjutan
  • Dukungan 24×7
  • Tanpa biaya tambahan untuk penyediaan atau pengembalian aset

Di Seagate, kami memberikan apa pun yang Anda butuhkan. Dengan portofolio penyimpanan tepi jaringan dan transfer data kami, Anda dapat membangun penyimpanan tepi jaringan atau infrastruktur transfer data dengan model OpEx 2.0 sehingga Anda terhindar dari segala kerumitan seperti pada model OpEx lainnya.

Lyve Mobile: Dapatkan Manfaat Perangkat Keras OpEx

Pelanggan dari kalangan perusahaan akan semakin menyadari model penyimpanan berbasis langganan “pay-as-you-go” untuk mengakomodasikan transfer data fisik dari tepi jaringan ke cloud. Berdasarkan Semiannual Public Cloud Services Tracker dari IDC (2021H1, November 2021), pengeluaran hanya untuk layanan cloud publik akan berkali lipat lebih besar mulai dari $217 miliar pada tahun 2021 hingga $524 miliar pada tahun 2025, dengan total $93 miliar untuk laaS (infrastruktur sebagai layanan). Selain itu, menurut survei Gartner, Competitive Landscape: Consumption-Based Pricing for On-Premises Infrastructures (Oktober 2020), menemukan 53 persen perusahaan setuju bahwa akuisisi teknologi melalui langganan kini menjadi model pilihan mereka.

Departemen TI juga lebih cenderung mempertimbangkan perpindahan data secara fisik sebagai bagian tak terpisahkan dari keseluruhan strategi data. Persaingan solusi transfer data memang terjadi, tetapi hampir tidak ada yang memberikan tingkat integrasi multicloud yang sama seperti Lyve Mobile. Selain itu, banyak perusahaan yang beralih ke berbagai solusi data “as-a-service" berbasis cloud daripada menambahkan lebih banyak perangkat lunak lokal. Lyve Mobile didesain agar dapat melengkapi berbagai jajaran layanan tersebut, termasuk bagi perusahaan yang membutuhkan penyimpanan cloud dan kemampuan komputasi yang ketat.

Pelanggan di industri seperti media dan hiburan, ilmu bumi, serta layanan kesehatan yang menghasilkan kumpulan data tak terstruktur berkapasitas besar, mengandalkan fleksibilitas dan keterjangkauan yang dimiliki pada model berlangganan tersebut. Cukup dengan membayar untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan yang dibutuhkan agar hemat biaya sekaligus meyakinkan pelanggan bahwa infrastruktur data mereka mendukung pengoperasian, mulai dari titik akhir hingga cloud.

Manfaat penyimpanan berbasis langganan mencakup:

  • Penurunan biaya operasional, biaya pembaruan, dan biaya disposisi aset
  • Peningkatan di lokasi tanpa gangguan
  • Skalabilitas dan fleksibilitas
  • Memungkinkan perencanaan dan persetujuan anggaran jangka pendek
  • Manajemen perangkat yang disederhanakan, pembaruan perangkat TI lebih cepat, efisiensi pengadaan TI, dan model biaya berdasarkan pemakaian yang dapat diprediksi

Dengan menggunakan model langganan berbasis OpEx Lyve Mobile, mitra dapat memenuhi berbagai kebutuhan transfer berkelanjutan dan aplikasi migrasi standar, sekaligus mengurangi biaya operasional dan TCO bagi pelanggan secara keseluruhan.

Dengan menggunakan model pembayaran yang fleksibel, pelanggan Lyve Mobile dapat meningkatkan atau menurunkan skala proyek setiap bulan, sehingga mereka dapat memaksimalkan layanan transfer data sekaligus menghemat biaya aset yang kurang dimanfaatkan, yang umumnya terjadi pada model pembayaran biasa. Strategi ini juga membantu mitra untuk memudahkan manajemen perangkat di lokasi, memperbarui/mengalihkan teknologi seiring perubahan atau umur persyaratan proyek secara cepat, tanpa perlu disposisi aset di akhir masa pakai.

Jajaran penyimpanan tepi jaringan Lyve Mobile dan transfer sebagai layanan membantu organisasi Anda terhindar dari pembatasan OpEx 1.0 dengan platform terbuka yang hadir dengan harga jelas.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Lyve Mobile, kunjungi: https://www.seagate.com/products/data-transport.

Topik Terkait:

Data Center